Buku
Pengembangan Jasa Ekowisata Berkelanjutan: Strategi Mengelak Kutukan
Sumberdaya Alam membahas strategi pembangunan yang perlu dipilih pada wilayah-wilayah atau
negara yang dikaruniai kelimpahan sumberdaya alam (SDA) yang tidak dapat pulih
(non renewable resources) termasuk bahan tambang mineral, energi fosil,
bahkan hutan alam. Dalam kelimpahan SDA ini individu, atau pun kelompok
masyarakat, bahkan para birokrat cenderung bersikap memandang murah (under
valued) terhadap berbagai SDA tersebut, boros, bahkan banyak
dihamnbur-hamburkan. Karena itu wilayah ataupun negara seperti ini umumnya
miskin dan terbelakang, yang kemudian dikenal sebagai kutukan SDA (resource
curse). Beberapa negara yang mengalami secara akut fenomena resource
curse seperti Serria Lione, Ghana, Nigeria, Nauru, dan Indeonesia.
Sebaliknya yang relatif kahat dengan SDA tersebut, lebih banyak menggunakan
akal budi (berupa inovasi ipteks) sehingga mempunyai etika yang kuat pada
efisiensi dalam setiap proses perekonomian, menstimulasi berkembanganya hak
kepemilikan (property right) dan membangkitkan insentif bagi entrepneurship,
berperilaku hemat (parsimonious) yang akhirnya berkembanglah sikap
pemelihara lingkungan. Karena itu
wilayah atau negara yang seperti ini umumnya sejahtera, makmur, damai dengan
lingkungan yang nyaman seperti negara-negara di semenanjung Skandinavia, New
Zeland, Jepang, dan Korea Selatan. Beberapa wilayah di Indonesia telah
menunjukkan gejala resource curse seperti Provisi NAD, Kaltim, dan Riau.
Sebalikya Provinsi Bali, yang memberikan indikasi yang kuat dalam mengelak
kutukan tersebut. Ekowisata di Provinsi Bali merupakan “komoditas” yang
diproduksi dengan banyak menggunakan akal-budi dan tatanan kelembagaan
tradisional yang lentur terhadap interferensi budaya asing. Karena belum banyak dilakukan penelitian
tentang strategi mengelak atau pun eksit dari perangkap resource curse
di Indonesia, maka ekowisata di Provinsi Bali dijadikan best practice
dalam buku ini. Untuk mamahami secara
komprenhesif, maka buku ini disusun dalam 5 bab secara sistematis dan diakhiri
dengan 1 bab sebagai kesimpulan dan saran dalam merancang strategi mengelak
terhadap perangkap kutukan SDA.